PURBALINGGA|Republikajateng.com – Aksi unjuk rasa yang digerakkan oleh Gabungan Barisan Aliansi Rakyat Purbalingga (Baralingga) di depan Polres Purbalingga pada Sabtu (30/8/2025) meledak menjadi kericuhan dahsyat. Aksi yang dimulai pukul 14.00 WIB ini adalah puncak kemarahan rakyat atas kenaikan tunjangan anggota DPR yang dianggap menusuk hati di tengah kesulitan ekonomi yang mencekik.
Lautan manusia dari berbagai lapisan masyarakat Purbalingga, mulai dari pengemudi ojol yang berjuang demi sesuap nasi, pengusaha UMKM knalpot yang tercekik lesunya pasar, pelajar yang cemas akan masa depan, buruh yang terhimpit upah minim, petani yang merana karena gagal panen, hingga mahasiswa yang idealis, tumpah ruah menyuarakan kekecewaan yang membara. Edi Nurmanto, perwakilan pengusaha knalpot Purbalingga, dengan suara lantang yang memekakkan telinga menyatakan bahwa masyarakat merasa dikhianati mentah-mentah oleh wakil rakyat yang tega menikmati kenaikan tunjangan di saat rakyat sekarat mencari nafkah.
“Kami merasa dikhianati! Di saat ekonomi morat-marit, DPR malah enak-enakan naikkan tunjangan. Bubarkan saja DPR, tidak ada gunanya!” teriak Edi dengan nada geram yang menggema di angkasa.
Awan Arrafik, Presiden BEM Unperba yang juga menjadi motor penggerak aksi, menegaskan bahwa Baralingga hadir sebagai wadah pemersatu aspirasi masyarakat Purbalingga yang selama ini terbungkam. Selain menuntut pembubaran DPR yang dianggap sebagai parasit negara, mereka juga mendesak reformasi total di tubuh DPR dan Polri yang sudah bobrok.
“Kami menuntut reformasi total! DPR dan Polri harus berbenah diri, jangan hanya menjadi perpanjangan tangan kepentingan pribadi dan golongan. Kami muak dengan semua ini!” tegas Awan dengan nada membara.
Aksi ini semakin membara akibat insiden tragis pelindasan pengemudi ojol dan penembakan demonstran di Solo yang menambah amarah masyarakat. Sayangnya, aksi yang awalnya berjalan damai ini berakhir dengan bentrokan sengit yang tak terhindarkan. Massa yang sudah kehilangan kesabaran terlibat konfrontasi fisik dengan aparat kepolisian hingga menyebabkan kerusakan parah di Polres Purbalingga.
Sekitar pukul 16.00 WIB, aparat kepolisian membubarkan massa dengan tembakan gas air mata yang menyesakkan dada. Tidak ada laporan korban jiwa dalam insiden ini, namun kerugian materiil diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah.
Situasi di Purbalingga saat ini masih mencekam dan penuh ketegangan. Pihak kepolisian masih melakukan investigasi mendalam terkait kericuhan ini dan berjanji akan menyeret pelaku provokasi ke meja hijau. Sementara itu, Baralingga menyatakan akan terus menggelar aksi serupa dengan semangat yang tak pernah padam hingga tuntutan mereka dikabulkan.