PURBALINGGA, REPUBLIKA – Nama Surya Utama, pria kelahiran Semarang yang kini menetap di Purbalingga, menjadi cermin nyata perjalanan hidup penuh ujian dan pembelajaran. Pria bernama lengkap Nanda Hari Surya Utama ini pernah terjatuh sedalam-dalamnya, kehilangan segalanya, namun mampu bangkit dan menata hidupnya kembali dengan kekuatan dan kebijaksanaan yang lahir dari luka..

Sosoknya dikenal tenang, sederhana, dan jarang bicara. Namun di balik tatapan yang kalem itu, tersimpan kisah hidup yang keras—tentang keberanian, kejatuhan, dan kebangkitan. Surya dikenal humoris namun tegas, santai namun berprinsip, hingga membuatnya dihormati dan mudah diterima di berbagai kalangan.
Perjalanan hidupnya tak dimulai dengan mulus. Di masa muda, Surya pernah hidup di jalanan, menjalani kehidupan sebagai berandalan yang keras kepala dan sulit diatur. Namun titik balik datang ketika ia memutuskan untuk berubah. Ia mulai dari bawah, bekerja sebagai teknisi bengkel mobil, dan dari sanalah ia belajar arti tanggung jawab, disiplin, dan kerja keras.
Perlahan, kerja keras dan kejujurannya mengantarkan Surya pada kepercayaan banyak pihak. Ia kemudian dipercaya menjalin kemitraan dengan POLRI dan BNN, serta mendapat tanggung jawab besar sebagai staf keamanan anggota DPR RI, H. Rofik Hananto, S.E. Sebuah lompatan besar bagi seseorang yang dulunya harus berjuang dari nol.

Namun, di balik kesuksesan itu, hidup kembali mengujinya dengan keras. Surya harus menelan pahitnya kenyataan ketika satu per satu orang terdekatnya pergi menjauh. Ia kehilangan teman, sahabat, bahkan keluarga, justru di saat dirinya terjatuh dan terpuruk. Mereka yang dulu ada di masa bahagia, perlahan hilang di saat ia berjuang sendirian dari bawah. Di titik itulah Surya benar-benar menyadari makna kesepian dan keteguhan yang sesungguhnya.
Dalam kesendirian itulah ia menemukan kembali dirinya. Ia belajar bahwa kekuatan sejati bukan berasal dari kemenangan, melainkan dari kemampuan untuk tetap berdiri tegak ketika dunia seolah meninggalkannya. Dari kehancuran itu, lahirlah tekad baru untuk bangkit, bukan demi membuktikan sesuatu pada orang lain, melainkan untuk menegakkan kembali harga dirinya sendiri.
Kini, Surya Utama hidup dengan kedewasaan yang tenang. Ia tidak lagi mengejar pengakuan, melainkan memilih untuk menjadi pribadi yang berguna bagi sesama. Hidupnya menjadi pesan bagi banyak orang bahwa masa lalu, sekelam apa pun, bukanlah akhir—justru bisa menjadi awal dari perjalanan baru menuju cahaya.
“Setiap orang punya masa lalu, tapi tidak semua punya keberanian untuk menghadapinya. Saya pernah jatuh, bahkan nyaris kehilangan segalanya—keluarga, teman, dan sahabat yang dulu saya anggap rumah. Tapi dari sana saya belajar, bahwa Tuhan tidak menilai dari seberapa dalam kita jatuh, melainkan seberapa kuat kita bangkit. Hidup bukan tentang menjadi sempurna, tapi tentang menjadi lebih baik setiap hari,” tegas Surya Utama.
Kisahnya menjadi bukti bahwa kehancuran bukan akhir dari segalanya, melainkan awal dari perjalanan menuju kebangkitan yang sesungguhnya.

