Republika Jateng, Semarang, 06/12/25 | Polemik tuduhan pemerasan yang menyeret seorang jurnalis berinisial SL terhadap ASN Pemerintah Kota Salatiga, Bagus Kadarman (BK), kembali memasuki babak baru. SL menegaskan bahwa seluruh tuduhan yang muncul dalam sejumlah pemberitaan dua hari terakhir tidak memiliki dasar yang jelas dan dibangun melalui narasi yang menyesatkan.
SL menjelaskan bahwa isu tersebut bermula ketika ia mengirimkan pesan konfirmasi kepada BK pada Minggu malam, 31 November 2025. Konfirmasi itu, menurutnya, berkaitan dengan berbagai isu publik mengenai BK, mulai dari dugaan perselisihan rumah tangga hingga dinamika internal saat BK masih bertugas di dinas lain di lingkungan Pemerintah Kota Salatiga. SL menyatakan langkah itu merupakan prosedur standar dalam proses verifikasi jurnalistik.
Tak lama setelah pesan itu dikirim, BK menghubunginya dan meminta agar pemberitaan mengenai dirinya tidak dipublikasikan. BK kemudian mengajak bertemu di sebuah rumah makan di kawasan Jalan Lingkar Selatan Salatiga. Dalam pertemuan tersebut, SL mengaku hanya menyampaikan bahwa berita terkait isu itu tidak akan ia tindaklanjuti, tanpa adanya pembicaraan mengenai penghapusan berita maupun permintaan imbalan apa pun.
“Saya dituduh meminta sejumlah uang, padahal tidak pernah ada ucapan atau tindakan seperti itu. Semua yang diberitakan adalah rangkaian tuduhan yang tidak sesuai kenyataan,” ujar SL.
SL juga membantah kabar bahwa dirinya mengunggah atau menyebarkan tautan berita tentang BK ke media sosial. Ia menilai adanya upaya tertentu untuk membentuk opini publik bahwa dirinya melakukan pemerasan, bahkan menduga ada media yang menerima keuntungan finansial dari BK untuk menerbitkan pemberitaan yang merugikan dirinya.
“Saya melihat ada pola yang sengaja disusun. Beberapa pemberitaan itu cenderung sepihak, tidak melakukan konfirmasi, dan informasinya justru tidak pernah terjadi,” kata SL.
SL menambahkan bahwa jejak digital terkait artikel yang sempat beredar kini sudah tidak lagi ditemukan di platform daring, sehingga menyulitkan publik untuk menilai konteks pemberitaan secara utuh.
Hingga berita ini diturunkan, BK belum memberikan tanggapan resmi atas bantahan SL. Sementara itu, media yang menerbitkan tuduhan pemerasan juga belum mengeluarkan klarifikasi mengenai dasar informasi yang mereka gunakan.

